Rabu, 22 Juni 2016

TRI KAYA PARISUDHA





Om svastiastu,
Om awighnam astu namo sidham, Om anubadrah kreta wiyantu wiswatrah, Semoga fikiran baik datang dari segala arah.
Kepada  Bapak Wasi  yang saya sucikan, kepada bapak ibu yang saya hormati. Atas Asungkerta warenugrane ida Sang Hyang Widi Wada, kita dapat berkumpul bersama-sama dalam keadaan sehat, dalam kesempatan baik ini saya akan ber darmawacana degan tema Tattwa Tri Kaya Parisudha.

Tri Kaya Parisudha adalah bagian dari etika ( susila agama Hindu. Timbulnya kata Tri Kaya Parisudha berasal dari sebuah semboyan dharma yang berbunyi : “ paropakaran punya ya, papaya, para piadanam “ mempunyai pengertian yaitu dari Tri artinya tiga, Kaya artinya gerak atau perbuatan dan parisudha artinya suci. Tri Kaya Parisudha artinya tiga gerak atau perbuatan yang harus disucikan.
Kalam kehidupan ini kita mengenal 4 zaman, dan sekarang berada pada zaman yang ke – 4 dimana kejahatan lebih banyak dari kebaikan ( 75 % kejahatan dan 25 % kebaikan). Di zaman seperti ini sangat sulit untuk menemukan orang yang berbudi pelerti  luhur, oleh sebab itu kita harus selalu menanamkan ajaran – ajaran kebaikan pada anak kita, adik kita, ataupun semua orang sedini mungkin. Kita mengenal bahwa Tri Kaya Parisudha adalh tiga perbuatan yang baik, maka dari ajaran Tri Kaya Parisudha ini dapat menjadi pedoman untuk kita mempelajari arti kebaikan pada akhirnya berujung pada tingkat kehidupan yang tinggi yaitu “ Moksa “
Kayika parisudha adalah perbuatan atau laksana yang baik merupakan pengamalan dari pikiran dan perkataan yang baik. Perbuatan yang baik dapat dilakukan dari adanya pengendalian pada tingkah laku, utamanya terhadap HIMSA KARMA yaitu perbuatan menyakiti, menyiksa, atau membunuh mahluk yang tidak berdosa/bersalah. Himsa Karma hanya diperkenankan untuk keperluan yadnya. Pedoman tata susila menuntun kita kearah menyatukan dan tidak memecah belah. Adapun yang dituntut adalah perasaan manusia kearah keselarasan antara sesama manusia dan mahluk hidup lainnya. Sifat – sifat manusia menyelaraskan untuk berbuat baik adalah menekankan menjalankan dharma, untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat.
Setiap orang dengan anggota badannya akan berprilaku dan berbuat. Dalam melakukan perbuatan , jika dilaksanakan sesuai dengan ajaran kebenaran maka sudah tentu perbuatan yang dilakukan adalah baik dan benar. Oleh karena itu, perbuatan yang baik dan benar disebut Tri Kaya Parisudha. Setiap orang selagi ia masih hidup, selamanya ia akan  berbuat dan melakukan suatu perbuatan. Dengan berbuat berarti telah melakukan karma, dari perbuatan karma inilah akan menentukan kehidupan seseorang. Berkarma dalam masa kehidupan sekarang ini berarti mempersiapkan untukl kehidupan yang akan datang. Oleh sebab itu, orang – orang yang sadar akan hal ini, akan berusaha dalam kehidupan ini berbuat yang baik daripada masa – masa terdahulu. Sebab setiap orang mengharapkan adanya kehidupan yang baik dan lebih menyenangkan di masa – masa yang akan datang.
Perkataan yang baik, manis di dengarkan oleh setiap orang . perkataan itu patut timbul dari hati yang tulus, lemah lembut penyamapaiannya dan menyenangkan hati pendengarnya. Untuk dapat berkata yang baik patut dipikirkan terlebih dahulu. Terlanjurnya berkata – kata akan sulit ditarik kembali. Kata – kata merupakan saran komunikasi yang paling cepat diterima di dalam pergaulan, perhubungan, pendidikan, penyuluhan, penerangan dan lain sebagainya. Pustaka Manusmrta IV. 256 menyatakan perkataan itu menguasai segala sesuatu yang disebutkan sebagai berikut :
“ Warcyartha niyatah sarve wang mule wagwinih
Srtah, tam ta yah stenayedwacam sah sarwate
Yakrnnatah”.
Maksudnya :
Segala sesuatu dikuasai oleh perkataan, perkataanlah
Akar dan asal sesuatu orang tidak jujur dalam
Kata – kata, sesungguhnya tidak jujur dalam segalanya.
Mengeluarkan kata – kata patut disadari sebab ada empat hal yang akan diperoleh seperti dinyatakan dalam pustaka Nitisastra dalam bentuk kekawin pada Sargah V sebagai berikut :
Wasita nimittanta menemu laksmi
Wasita nimittanta pati kepangguh
Wasita nimittanta menemu duhka
Wasita nimittanta menemu mitra
Artinya :
Oleh perkataan engkau akan medapat kebahaiaan
Oleh perkataan engkau akan medapat kematian
Oleh perkataan engkau akan medapat kesusahan
Oleh perkataan engkau akan medapat sahabat
Perkataan yang baik diusahakan untuk akawe suka wong len yaitu : Mengusahakan kesenangan untuk orang lain, karena orang lainlah yang akan mendengar dan merasakannya
Manacika berarti perilaku yang berhubungan dengan pikiran. Manacika Parisudha adalah berpikir yang benar dan suci. Diantara Tri Kaya Parisudha ini, pikiranlah yang menentukan dan memegang peranan. Apa saja yang terdapat dalam pikiran akan tercetus dalam kata – kata, dan terwujud pula dalam perbuatan. Pikiran adalah sumber segala apa yang dilakukan oleh seseorang. Baik buruk perbuatan seseorang merupakan pencerminan dari pikiran. Bila baik dan suci pikiran seseorang, maka sudah tentu perbuatan dan segala penampilan akan bersih dan baik. Apabila diperhatikan benar – benar tentang segala perbuatan manusia di dunia ini, semuanya berpangkal pada pikiran. Dalam Pustaka kekawin Ramayana Sarah 1,4 disebutkan :
“ Ragadi musuh mapara, ri hati ya tong wanya
Tan madoh ring awak “…….
Artinya :
Hawa nafsu dan lain – lainnya adalah musuh yang dekat.
Di dalam hati tempatnya tidak jauh dari diri sendiri.

Kehidupan manusia dihadapkan dengan berbagai maslah dalam kesempatan hidupnya. Maslah – masalah itu akan bisa dihadapi, bila hati atau pikiran dapat dikendalikan terhadap hawa nafsu – hawa nafsu yang mempengaruhinya.
Pikiranlah yang merupakan pangkalnya perbuatan. Dari pikiran yang terkendali baik, akan menimbulkan perbuatan yang baik dan dari pemikiran yang buruk akan menimbulkan perbuatan yang tidak baik.
Contoh lain dapat kita ambil dari cerita Arjuna Wiwaha, dimana Arjuna berhasil melaksanakan tapanya, karena pikirannya terkendali kuat, melawan berbagai macam godaan nafsu. Rasa marah atau Krodha yang sering dapat dirasakan oleh setiap orang. Berpangkal pada pikiran dan hal itu patut dikendalikan agar kita tidak sampai kehilangan rasa keseimbangan dalam diri. Apabila kita tidak kuat mengendalikan pikiran inilah kemudian yang dapat menimbulkan sakit, bingung, marah, benci, stress, gila, tidak ingin makan dan minum, tidur akibat pikirannya terganggu.

Apabila Tri Kaya Parisudha tersebut dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari – hari, maka manfaat dan maknanya akan dapat dirasakan baik secara pribadi maupun golongan atau kelompok secara keseluruhan.

Di awal kita sudah membahas bahwa dengan adanya pikiran yang baik akan timbul perkataan yang baik sehingga mewujudkan karma yang baik pula. Dan dari perbuatan yang buruk akan dihasilkan karma yang buruk pula. Jadi segala sesuatu yang kita perbuat akan ada karmanya. Untuk itu kita akan mengenal yang namanya KARMA PHALA..
Sekian pesan dharma yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat untuk kita semua dan semoga kita selalu berbuat dalam kebaikan.
Saya tutup dengan paramasanti
Om, Santi Santi Santi Om

Tidak ada komentar:

Posting Komentar