Om svastiastu,
Om awighnam astu namo sidham, Om anubadrah kreta wiyantu
wiswatrah, Semoga fikiran baik datang dari segala arah.
Kepada Bapak Wasi
yang saya sucikan, kepada bapak ibu yang saya hormati. Atas Asungkerta warenugrane ida Sang Hyang Widi
Wada, kita dapat berkumpul bersama-sama dalam keadaan sehat, dalam kesempatan
baik ini saya akan ber darmawacana degan tema Tattwa Tri Kaya Parisudha.
Tri Kaya Parisudha adalah bagian dari etika ( susila
agama Hindu. Timbulnya kata Tri Kaya Parisudha berasal dari sebuah semboyan
dharma yang berbunyi : “ paropakaran punya ya, papaya, para piadanam “
mempunyai pengertian yaitu dari Tri artinya tiga, Kaya artinya gerak atau
perbuatan dan parisudha artinya suci. Tri Kaya Parisudha artinya tiga gerak
atau perbuatan yang harus disucikan.
Kalam kehidupan ini kita mengenal 4 zaman, dan sekarang
berada pada zaman yang ke – 4 dimana kejahatan lebih banyak dari kebaikan ( 75
% kejahatan dan 25 % kebaikan). Di zaman
seperti ini sangat sulit untuk menemukan orang yang berbudi pelerti
luhur, oleh sebab itu kita harus selalu menanamkan ajaran – ajaran kebaikan
pada anak kita, adik kita, ataupun semua orang sedini mungkin. Kita mengenal
bahwa Tri Kaya Parisudha adalh tiga perbuatan yang baik, maka dari ajaran Tri
Kaya Parisudha ini dapat menjadi pedoman untuk kita mempelajari arti kebaikan
pada akhirnya berujung pada tingkat kehidupan yang tinggi yaitu “ Moksa
“
Kayika parisudha adalah perbuatan atau laksana yang baik
merupakan pengamalan dari pikiran dan perkataan yang baik. Perbuatan yang baik
dapat dilakukan dari adanya pengendalian pada tingkah laku, utamanya terhadap HIMSA KARMA yaitu perbuatan
menyakiti, menyiksa, atau membunuh mahluk yang tidak berdosa/bersalah. Himsa
Karma hanya diperkenankan untuk keperluan yadnya. Pedoman tata susila menuntun
kita kearah menyatukan dan tidak memecah belah. Adapun yang dituntut adalah
perasaan manusia kearah keselarasan antara sesama manusia dan mahluk hidup
lainnya. Sifat – sifat manusia menyelaraskan untuk berbuat baik adalah
menekankan menjalankan dharma, untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat.
Setiap orang dengan anggota badannya akan berprilaku dan
berbuat. Dalam melakukan perbuatan , jika dilaksanakan sesuai dengan ajaran
kebenaran maka sudah tentu perbuatan yang dilakukan adalah baik dan benar. Oleh
karena itu, perbuatan yang baik dan benar disebut Tri Kaya Parisudha. Setiap
orang selagi ia masih hidup, selamanya ia akan berbuat dan melakukan
suatu perbuatan. Dengan berbuat berarti telah melakukan karma, dari perbuatan
karma inilah akan menentukan kehidupan seseorang. Berkarma dalam masa kehidupan
sekarang ini berarti mempersiapkan untukl kehidupan yang akan datang. Oleh
sebab itu, orang – orang yang sadar akan hal ini, akan berusaha dalam kehidupan
ini berbuat yang baik daripada masa – masa terdahulu. Sebab setiap orang
mengharapkan adanya kehidupan yang baik dan lebih menyenangkan di masa – masa
yang akan datang.
Perkataan yang baik, manis di dengarkan oleh setiap
orang . perkataan itu patut timbul dari hati yang tulus, lemah lembut
penyamapaiannya dan menyenangkan hati pendengarnya. Untuk dapat berkata yang
baik patut dipikirkan terlebih dahulu. Terlanjurnya berkata – kata akan sulit
ditarik kembali. Kata – kata merupakan saran komunikasi yang paling cepat
diterima di dalam pergaulan, perhubungan, pendidikan, penyuluhan, penerangan
dan lain sebagainya. Pustaka Manusmrta IV. 256 menyatakan perkataan itu
menguasai segala sesuatu yang disebutkan sebagai berikut :
“ Warcyartha niyatah sarve wang mule wagwinih
Srtah, tam ta yah stenayedwacam sah sarwate
Yakrnnatah”.
Maksudnya :
Segala sesuatu dikuasai oleh perkataan, perkataanlah
Akar dan asal sesuatu orang tidak jujur dalam
Kata – kata, sesungguhnya tidak jujur dalam segalanya.
Mengeluarkan kata – kata patut disadari sebab ada empat hal yang
akan diperoleh seperti dinyatakan dalam pustaka Nitisastra dalam bentuk kekawin
pada Sargah V sebagai berikut :
Wasita nimittanta menemu laksmi
Wasita nimittanta pati kepangguh
Wasita nimittanta menemu duhka
Wasita nimittanta menemu mitra
Artinya :
Oleh perkataan engkau akan medapat kebahaiaan
Oleh perkataan engkau akan medapat kematian
Oleh perkataan engkau akan medapat kesusahan
Oleh perkataan engkau akan medapat sahabat
Perkataan yang baik diusahakan untuk akawe suka wong len yaitu :
Mengusahakan kesenangan untuk orang lain, karena orang lainlah yang akan mendengar
dan merasakannya
Manacika berarti perilaku yang berhubungan dengan pikiran. Manacika
Parisudha adalah berpikir yang benar dan suci. Diantara Tri Kaya Parisudha ini,
pikiranlah yang menentukan dan memegang peranan. Apa saja yang terdapat dalam
pikiran akan tercetus dalam kata – kata, dan terwujud pula dalam perbuatan.
Pikiran adalah sumber segala apa yang dilakukan oleh seseorang. Baik buruk
perbuatan seseorang merupakan pencerminan dari pikiran. Bila baik dan suci
pikiran seseorang, maka sudah tentu perbuatan dan segala penampilan akan bersih
dan baik. Apabila diperhatikan benar – benar tentang segala perbuatan manusia
di dunia ini, semuanya berpangkal pada pikiran. Dalam Pustaka kekawin Ramayana
Sarah 1,4 disebutkan :
“ Ragadi musuh mapara, ri hati ya tong wanya
Tan madoh ring awak “…….
Artinya :
Hawa nafsu dan lain – lainnya adalah musuh yang dekat.
Di dalam hati tempatnya tidak jauh dari diri sendiri.
Kehidupan manusia dihadapkan dengan berbagai maslah dalam kesempatan
hidupnya. Maslah – masalah itu akan bisa dihadapi, bila hati atau pikiran dapat
dikendalikan terhadap hawa nafsu – hawa nafsu yang mempengaruhinya.
Pikiranlah yang merupakan pangkalnya perbuatan. Dari pikiran yang
terkendali baik, akan menimbulkan perbuatan yang baik dan dari pemikiran yang
buruk akan menimbulkan perbuatan yang tidak baik.
Contoh lain dapat kita ambil dari cerita Arjuna Wiwaha, dimana
Arjuna berhasil melaksanakan tapanya, karena pikirannya terkendali kuat,
melawan berbagai macam godaan nafsu. Rasa marah atau Krodha yang sering dapat
dirasakan oleh setiap orang. Berpangkal pada pikiran dan hal itu patut
dikendalikan agar kita tidak sampai kehilangan rasa keseimbangan dalam diri.
Apabila kita tidak kuat mengendalikan pikiran inilah kemudian yang dapat
menimbulkan sakit, bingung, marah, benci, stress, gila, tidak ingin makan dan
minum, tidur akibat pikirannya terganggu.
Apabila Tri Kaya Parisudha tersebut dapat dilaksanakan dalam
kehidupan sehari – hari, maka manfaat dan maknanya akan dapat dirasakan baik
secara pribadi maupun golongan atau kelompok secara keseluruhan.
Di awal kita sudah membahas bahwa dengan adanya pikiran yang baik
akan timbul perkataan yang baik sehingga mewujudkan karma yang baik pula. Dan
dari perbuatan yang buruk akan dihasilkan karma yang buruk pula. Jadi segala
sesuatu yang kita perbuat akan ada karmanya. Untuk itu kita akan mengenal yang
namanya KARMA PHALA..
Sekian pesan dharma yang dapat saya
sampaikan semoga bermanfaat untuk kita semua dan semoga kita selalu berbuat
dalam kebaikan.
Saya tutup dengan paramasanti
Om, Santi Santi Santi Om
Tidak ada komentar:
Posting Komentar