Om svastiastu,
Om awighnam astu namo sidham, Om anubadrah kreta wiyantu
wiswatrah, Semoga fikiran baik datang dari segala arah.
Kepada Bapak Wasi
yang saya sucikan, kepada bapak ibu yang saya hormati. Atas Asungkerta warenugrane ida Sang Hyang Widi
Wada, kita dapat berkumpul bersama-sama dalam keadaan sehat, dalam kesempatan
baik ini saya akan ber darmawacana degan tema Kembalilah Kepada Tuhan.
Setiap orang tidak bisa menghindari suka lara pati, yaitu kebahagiaan,
penderitaan dan kematian. Pada waktu menikmati kesukaan umumnya orang lupa
kepada Tuhan, tetapi bila penderitaan menimpa ataupun kematian mendekatinya
orang baru teringat kepada Tuhan. Sejak lahir manusia diperkenalkan dengan isi
dunia, dan asik bermain-main dengan isi duniawi. Tidak pernah memikirkan
apalagi berterima kasih kepada pemilik daripada benda-benda itu. Sudah
sepatutnyalah berburu kesenangan duniawi itu dikurangi dengan mengalihkan
pandangan kepada Tuhan yang menciptakan alam semesta ini.
Kesenangan akan benda-benda duniawi tidak akan pernah dapat
dipuaskan dengan memenuhi kesenangan itu sendiri. Seperti menyiram api dengan
minyak, api akan berkobar semakin besar. Setitik kesenangan yang kita nikmati
selalu terdapat bibit penderitaan didalamnya. Kebahagiaan sejati tidak akan
pernah terdapat didalam kekayaan yang berlimpah, ataupun pemuasan hawa nafsu
yang tidak terbatas. Kesenangan yang hampa dan selalu diikuti oleh kedukaan
adalah hasil dari perburuan terhadap benda-benda duniawi. Di masyarakat yang
menilai segala sesuatu dari sudut benda dan memakai ukuran benda akan
berkembang penyakit menular yaitu stress.
Bila anda menghadapi pekerjaan yang berat dan penuh bahaya, maka
keragu-raguan dan ketakutan akan menghantui diri anda, karena itu untuk
menghilangkan keraguan itu sebutlah nama Tuhan. Menurut ajaran agama Hindu,
setiap apa pun yang akan anda lakukan sebelum memulai pekerjaan itu didahului
dengan mengucapkan AUM, sebagai simbol Nama Tuhan. Setiap memulai pekerjaan, pikiran
dipusatkan sejenak kepada Tuhan dan menyebut nama-Nya untuk memohon restu-Nya,
agar adanya kegairahan dalam bekerja dan mengundang keberhasilan.
Dengan demikian, maka kita akan takut untuk berbuat sesuatu yang
menyimpang dan tidak direstui-Nya. Bila anda pernah berbuat suatu dosa yang
selalu membayangi pikiran anda sehingga tidak bisa tidur dengan nyenyak,
ketakutan memburu anda, maka serahkanlah diri kepada Tuhan, lakukanlah dengan
sungguh-sungguh dan sepenuh hati, maka penderitaan akan berkurang dan akhirnya
akan memberikan ketenangan. Tidak ada istilah terlambat bagi kita untuk
menjalankan kebenaran dalam mencari Tuhan.
Seperti halnya sang Ratnakara yang seorang pencuri dan perampok,
namun dalam kariernya sebagai pencuri dia bertemu dengan seorang Maharsi yang
sedang mengajarkan kitab-kitab Weda dan
ayat-ayat Weda yang didengarnya menyentuh hatinya, hingga akhirnya ia bertobat
dan bahkan sebagai perwujudan tobatnya itu dia menghukum dirinya dengan
melakukan tapa yang sangat berat yaitu tanpa bergerak dan bergeser sedikit pun
dari tempatnya bertapa sampai bertahun-tahun lamanya, hingga tubuh sampai ke
lehernya ditutupi oleh gundukan rumah semut. Karena ketekunannya dalam tapa dan
penyerahan diri kepada Tuhan dengan tulus sehingga memberikan kemukjizatan
kepadanya, yang menyebabkan ia menjadi seorang suci yang penuh dengan cinta
kasih, dan dikenal dengan nama Bhagawan Walmiki. Cerita ini menunjukan bahwa
dengan kesungguhan dan kebulatan tekad maka seseorang itu dapat kembali pada
kebenaran yaitu Tuhan.
Kesungguhan dan tekad sangat penting untuk mendapatkan pengampunan
Tuhan. Demikianpula tekad yang kuat dapat mengalihkan kenekatan jahat menjadi
kenekatan menyerahkan diri kepada Tuhan. Oleh karena itu janganlah larut di
dalam penyesalan dan kedukaan, serahkan diri kepada Tuhan. Menyebut nama Tuhan
dan menuliskan nama Tuhan besar sekali manfaatnya. Seperti halnya sang Hanuman
dalam memimpin pasukan kera saat membuat jembatan Situbanda, ia senantiasa
menuliskan nama Rama pada setiap batu dan selalu mengucapkan nama Rama.
Walaupun pekerjaan itu luar biasa hebatnya, namun kegembiraan memuja Rama
memberikan keberhasilan. Bagi Hanuman seluruh hidupnya diabdikan untuk Rama dan
selama hidupnya ia tidak pernah melupakan wajah Rama. Dan setelah perang
selesai, sang Hanuman diberikan sebuah kalung mutiara oleh Dewi Sita sebagai
hadiah, setelah melihatnya sejenak lalu sang Hanuman menggigit dan membuang
mutiara itu. Sehingga timbul keheranan dari Maharsi agastya dan bertanya kepada
Hanuman mengapa ia melakukan hal itu. Lalu sang Hanuman mengatakan bahwa dalam
setiap butiran mutiara itu tidak ditemukannya wajah Sri Rama dan apalah gunanya
mutiara baginya yang hanya seekor kera.
Lalu Maharsi Agastya berkata “Hanuman jangan kamu merasa diri paling
bhakti pada Sri Rama, apakah dalam hatimu sungguh-sungguh kamu memuja Sri
Rama?” maka Hanuman pun merobek dadanya dengan kukunya yang tajam dan tampaklah
dalam hatinya gambar Sri Rama dan Sita. Semua yang menyaksikan hal itu menjadi
heran dan akhirnya Sri Rama pun berkata “baiklah Hanuman hadiah yang kuberikan
kepadamu adalah diri kami berdua, kami adalah milikmu selamanya, simpanlah kami
selalu di dalam hatimu. Maka Hanuman pun menyembah dengan puas. Demikianlah
Hanuman sebagai contoh dari orang yang selalu bhakti, ingat dan selalu berbuat
demi untuk tuannya yaitu Sri Rama yang merupakan awatara Wisnu.
Ingat kepada Tuhan, selalu mengenang wajah-Nya dan menyebut nama-Nya
berulang-ulang, akan mengusir kabut penderitaan, menghindarkan kita dari
kesalahan dalam bertindak dan menjadikan hidup kita lebih bersemangat. Nasib
sial yang menimpa diri kita, walaupun sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi
nasib itu datang juga, seperti halnya kematian seorang anak atau kegagalan
dalam usaha, maka janganlah menjadikan kita putus asa dan jangan pula
penderitaan menjadi beban, karena semua penderitaan akan datang dan pergi
seperti awan di langit. Oleh karena itu di dalam keadaan yang gawat, jangan
biarkan pikiran menjadi panik, pujalah Tuhan, serahkan segala beban penderitaan
hidup pada-Nya, sampaikanlah penderitaan itu dengan tulus dan jujur, mohon
pengampunan padaNya, maka kita akan merasakan beban penderitaan itu makin
berkurang. Kepercayaan kepada Tuhan penting sekali, karena kepercayaan kepada-Nya
dapat meredam segala penderitaan. Jangan kuatir Tuhan akan berat memikul segala
beban yang anda derita karena Tuhan bukan memikul beban anda saja, tetapi berat
seluruh alam semesta ini adalah beban yang dipikul oleh Beliau. Betapapun
tingginya tegangan listrik yang ditimbulkan oleh halilintar, begitu menyentuh
bumi seketika tegangan itu menjadi tawar, demikian pula penderitaan yang anda
rasakan betapapun perihnya, tetapi bila doa anda sampai pada Tuhan maka semua
penderitaan anda itu akan tawar dengan sendirinya. Janganlah lupa akan
kewajiban kita untuk senantiasa mendekatkan diri dan berterima kasih kepada
Tuhan karena telah memberikan kehidupan pada kita semua baik saat kita
mendapatkan suatu keuntungan dan kebahagian maupun saat kita tertimpa masalah
yang mengakibatkan kerugian dan penderitaan, karena pemecahan masalah yang
paling utama adalah kembali kepada Tuhan.
Sekian pesan dharma yang dapat saya
sampaikan semoga bermanfaat untuk kita semua dan semoga kita selalu berbuat
dalam kebaikan.
Saya tutup dengan paramasanti
Om, Santi Santi Santi Om
Tidak ada komentar:
Posting Komentar